NAVIGASI

Keterangan

Berlibur ke Bali merupakan tujuan banyak orang, berbagi alasan dan keperluan menjadikan Pulau Bali tempat wisata dan bisnis yang sangat menjanjikan. Namun guna memenuhi kebutuhan oleh - oleh bapak/ibu selama berada di Bali, kami dengan senang hati menyuguhkan berbagai pilihan jajanan kue pia gulung istimewa dengan berbagai pilihan rasa yg sudah sangat terkenal antara lain: RASA DURIAN, COKLAT, KACANG IJO, KEJU, KELAPA,& KACANG WA/SMS 081236829797

Selasa, 23 Oktober 2012

Isu penculikan anak dan penjualan organ manusia akhirnya memakan korban nyawa orang tak berdosa, dan tak tahu apa-apa.




Lombok: Pesan singkat berisi info penculikan anak dan penjualan organ tubuh meresahkan masyarakat Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Hingga Senin kemarin, korban tewas akibat diamuk massa menjadi lima orang.

Kondisi Mapolsek Kediri, Lombok Barat, hari ini dalam penjagaan ketat. Garis polisi masih terpasang di sejumlah ruangan. Ruang sel tempat amuk massa masih dipenuhi batu yang dipakai untuk melempari pelaku penculikan.

Sejak pekan lalu, warga Pulau Lombok resah dengan isu penculikan anak dan pengambilan organ manusia. Keresahan ini berujung pada amuk massa di Mapolsek Kediri, Ahad kemarin. Ribuan massa marah dan menghakimi dua orang yang diduga sebagai pelaku penculikan. Massa melempari kedua tahanan dengan batu hingga tewas di sel. Kini, jenazah korban amuk massa masih berada di Rumah Sakit Bhayangkara Polri Mataram.

Korban tewas yang diamuk massa di Mapolsek Kediri, Lombok Barat, hingga Senin malam masih belum diambil keluarganya. Mayat korban masih disimpan di ruang jenazah RS Bhayangkara di Mataram, NTB. Pada hari Senin (22/10) malam, tiga nyawa di dua kabupaten yang berbeda juga kembali melayang.

Dua warga yang berprofesi sebagai pedagang obat tradisional tewas dibakar bersama satu unit sepeda motor Yamaha Vega R di depan Mapolsek Kuta, Kabupaten Lombok Tengah hanya gara-gara diteriaki sebagai kawanan penculik.

Dua korban sempat menyelamatkan diri ke Mapolsek Kuta, Lombok Tengah, namun akhirnya tewas mengenaskan di depan Mapolsek Kuta. Kapolres Lombok Tengah pun menegaskan agar warga tidak mudah terpancing isu SMS penculikan dan penjualan organ tubuh manusia sehingga orang yang belum tentu berbuat salah tidak mati sia-sia.

Tidak hanya di wilayah Kabupaten Lombok Tengah, satu korban lainnya bernama Suhaimin, warga Builiang, Smoyang, Lombok Tengah, juga tewas mengenaskan setelah diteriaki penculik di wilayah Janapria dan mobilnya jenis Avanza warna Silver, dibakar di wilayah Sukaraja, Kabupaten Lombok Timur.

Warga membunuh Suhaimin hanya gara-gara di dalam mobilnya ditemukan sandal dan kain mukena milik anaknya, serta pistol mainan. Ironisnya, menurut Kapolres Lombok Timur, AKBP Agus Nugroho, korban bukan kawanan penculik, melainkan korban salah sasaran. Akibatnya, keluarga korban yang datang ke lokasi sempat mengamuk.

Hingga hari Senin kemarin, jumlah korban tewas yang dicurigai sebagai penculik oleh warga telah mencapai lima orang. Sedangkan laporan adanya kasus penculikan sejak teror SMS menyebar, belum ada satu pun yang masuk dalam catatan polisi.

Sementara, korban tewas Minggu siang lalu, setelah ditangkap dan dihakimi massa di ruang tahanan Mapolsek Kediri. Korban dicurigai sebagai kawanan penculik yang akan menjual organ tubuh manusia sebagaimana yang dipercayai warga dalam teror SMS yang sudah beredar di kalangan warga Lombok selama sebulan terakhir.

Menurut Humas Mapolda NTB, Kompol I Gusti Ketut Suarya, para korban hingga kini tidak terindikasi sebagai kawanan penculik yang selama ini beredar melalui pesan singkat di hampir seluruh kalangan warga Lombok. Polisi mengimbau agar warga tidak dengan mudah mempercai adanya isu kawanan penculik, sehingga korban yang tidak berdosa justru yang menjadi salah sasaran.

Sementara korban tewas lainnya yang menjadi korban salah sasaran di Narmada, Lombok Tengah, bernama Putu Suarjana sudah dibawa pulang keluarga ke rumah duka di Jalan KH Dewantara, Gang Cempaka, Bagiratih, Karang Tilawang, Cakra, NTB.

Korban yang saat kejadian baru saja pulang mengantarkan anak pertamanya berenang di Narmada ini juga tewas mengenaskan karena diteriaki sebagai kawanan penculik. Padahal menurut keluarga, korban merupakan tulang punggung keluarga yang sehari-harinya bekerja sebagai marketing di salah satu perusahaan di Lombok. Korban tewas meninggalkan seorang anak laki-laki yang baru duduk di kelas tiga sekolah dasar dan istri yang sedang mengandung anak keduanya.

Menurut aparat kepolisian, hingga kini belum ditemukan bukti-bukti yang mengarah kepada para korban sebagaimana yang dituduhkan warga. Warga pun diimbau agar lebih bisa menahan diri sehingga tidak ada lagi korban tak berdosa yang harus kehilangan nyawa. (Liputan6.com)

DENGAN KEJADIAN INI MEMBUKTIKAN BAHWA MANUSIA-MANUSIA JAMAN SEKARANG SANGAT MUDAH TERPANCING UNTUK MELAKUKAN PERBUATAN YANG TIDAK BAIK, DUNIA SUDAH DILIPUTI KEGELAPAN.  SEMOGA DUNIA BARU DAN JAMAN BARU SEGERA TERCIPTA SEHINGGA TIDAK ADA LAGI ORANG SALING MENYAKITI, SEMUA ORANG DAPAT BERBAHAGIA, DAN  TAK ADA ORANG YANG MERASA KEKURANGAN.